
7 Tradisi Kepercayaan Kuno yang Masih Hidup di Bali
7semua - Bali dikenal dengan keindahan alamnya, tapi daya tarik sejatinya terletak pada spiritualitas dan tradisi kuno yang tetap hidup hingga kini. Di tengah dunia modern, masyarakat Bali masih menjaga keseimbangan antara dunia nyata dan dunia roh, antara sekala (terlihat) dan niskala (tak terlihat).
Mari kita bahas 7 tradisi kepercayaan kuno di Bali yang masih dijalankan dan menjadi bukti kuatnya hubungan manusia dengan alam semesta.
1. Upacara Galungan dan Kuningan
Tradisi ini merayakan kemenangan dharma (kebaikan) atas adharma (kejahatan). Galungan menjadi simbol harmonisasi spiritual antara manusia dan para leluhur.
2. Ngaben – Ritual Pembakaran Jenazah
Ngaben adalah wujud pelepasan roh dari tubuh fisik. Api melambangkan penyucian jiwa agar dapat kembali ke alam asalnya.
3. Melukat – Pembersihan Diri dengan Air Suci
Dilakukan di sumber mata air atau pura, melukat dipercaya membersihkan energi negatif dan membawa keseimbangan batin.
4. Tumpek Landep
Hari suci yang ditujukan untuk memberkati benda-benda logam seperti senjata dan kendaraan, melambangkan rasa syukur atas kemajuan manusia.
5. Caru – Upacara Menyeimbangkan Alam
Upacara caru dilakukan untuk menjaga harmoni antara manusia dan alam gaib. Hewan kurban digunakan sebagai simbol pengorbanan untuk kedamaian.
6. Nyepi – Hari Hening dan Refleksi Diri
Nyepi bukan sekadar libur, tapi ritual introspeksi mendalam. Bali berhenti total untuk menyucikan bumi dari hiruk pikuk manusia.
7. Mepeed dan Ngider Bhuwana
Tradisi arak-arakan umat dengan sesaji dan pakaian adat. Melambangkan perjalanan spiritual menuju kesempurnaan hidup.
Penutup
Tradisi kuno Bali tetap hidup karena masyarakatnya percaya bahwa hidup harus dijalani dengan kesadaran spiritual. Ritual-ritual ini bukan sekadar warisan budaya, tapi juga cara menjaga keseimbangan antara manusia, alam, dan roh leluhur.
Dari ketujuh tradisi ini, ritual mana yang paling ingin kamu saksikan langsung di Bali?