7 Tokoh Legenda Nusantara yang Kisahnya Jadi Peringatan Moral

7 Tokoh Legenda Nusantara yang Kisahnya Jadi Peringatan Moral

  • Penulis 7semua
  • 22 Oktober 2025
  • 3 menit

7semua - Legenda Nusantara bukan hanya kumpulan cerita mistis, tapi juga cermin moral bagi kehidupan manusia. Tokoh-tokohnya sering digambarkan melakukan kesalahan besar yang membawa akibat fatal—bukan sekadar untuk menakut-nakuti, tapi untuk mengajarkan nilai kehidupan.

Mari kita bahas 7 tokoh legenda Nusantara yang kisahnya menjadi peringatan moral bagi generasi setelahnya.

1. Roro Jonggrang – Tipu Daya yang Berbalik

Karena menipu Bandung Bondowoso, Roro Jonggrang dikutuk menjadi arca. Kisah ini mengajarkan bahwa kejujuran dan keikhlasan lebih berharga daripada kecerdikan tanpa niat baik.

2. Malin Kundang – Anak yang Durhaka

Legenda klasik dari Sumatera Barat ini menjadi simbol balasan bagi kesombongan dan pengingkaran terhadap orang tua.

3. Sangkuriang – Ambisi yang Tak Terkendali

Karena keinginan cinta yang melampaui batas moral, Sangkuriang menciptakan malapetaka alam. Ia menjadi simbol konsekuensi dari ego manusia.

4. Calon Arang – Ilmu Tanpa Batin

Perempuan sakti ini menggunakan kekuatannya untuk dendam. Kisahnya mengingatkan bahwa ilmu tanpa kebijaksanaan bisa menjadi kehancuran.

5. Jaka Tarub – Rasa Ingin Tahu yang Berlebihan

Mencuri selendang bidadari membuatnya kehilangan cinta sejatinya. Ia menjadi simbol batas antara manusia dan dunia gaib yang harus dihormati.

6. Si Pahit Lidah – Ucapan yang Jadi Kutukan

Tokoh ini mampu mengubah apa pun lewat kata-katanya. Kisahnya mengingatkan agar manusia berhati-hati dalam berbicara.

7. Nyi Roro Kidul – Kekuasaan dan Kesetiaan

Sebagai penguasa laut, kisahnya sering dijadikan pelajaran tentang kesetiaan, harga diri, dan batas antara cinta serta kekuasaan.

Penutup

Legenda-legenda Nusantara adalah cermin jiwa kolektif bangsa. Di balik kisah mistis dan tragedi, tersimpan pesan moral yang tetap relevan hingga kini.

Dari tujuh tokoh ini, pelajaran moral siapa yang paling mengena di hatimu?