7 Simbol Tanah dalam Upacara dan Filosofi Jawa
7semua - Bagi masyarakat Jawa, tanah bukan benda mati — ia hidup, bernapas, dan menyimpan ingatan.
Setiap langkah di atas bumi adalah bentuk penghormatan pada asal dan tujuan manusia: sangkan paraning dumadi.
Dalam banyak upacara, tanah menjadi unsur sakral yang menghubungkan manusia dengan leluhur dan Tuhan.
Mari kita bahas 7 simbol tanah dalam upacara dan filosofi Jawa, yang mengajarkan makna kesederhanaan dan kesadaran akan kehidupan.
1. Tanah sebagai Asal dan Tujuan
Ungkapan saka bumi bali marang bumi berarti manusia berasal dari tanah dan akan kembali kepadanya.
Tanah menjadi simbol kesadaran tentang kefanaan dan kebersatuan dengan alam.
2. Upacara Tedhak Siten
Ritual pertama kali bayi menginjak tanah.
Maknanya: menyambut langkah pertama manusia di dunia nyata, memperkenalkan bumi sebagai ibu yang menopang.
3. Tanah di Prosesi Ruwatan
Segenggam tanah ditabur di atas kepala orang yang diruwat untuk menetralisir energi buruk dan mengembalikan kesucian diri.
4. Tanah Makam
Bagi orang Jawa, tanah makam bukan sekadar kuburan, tapi pintu antara dunia fisik dan spiritual. Ziarah dilakukan bukan untuk meminta, tapi untuk mengingat asal.
5. Tanah dari Empat Penjuru
Dalam beberapa ritual spiritual, tanah dari empat arah mata angin dikumpulkan. Ini simbol keselarasan antara manusia dan semesta.
6. Tanah di Upacara Pernikahan
Sebagian masyarakat menabur tanah di kaki pengantin sebagai doa: agar rumah tangga tetap berpijak dan tidak lupa akar.
7. Tanah sebagai Simbol Keikhlasan
Dalam filosofi Jawa, sifat tanah adalah menerima segalanya — baik atau buruk — tanpa menolak. Itulah puncak spiritualitas: menjadi tanah bagi kehidupan.
Penutup
Tanah mengajarkan kesetiaan, kesabaran, dan kerendahan hati.
Karena pada akhirnya, manusia yang sejati bukan yang tinggi seperti langit, tapi yang bisa kembali menjadi tanah dengan ikhlas.
👉 Pernahkah kamu merasakan aroma tanah setelah hujan, dan seolah mendengar bumi sedang berdoa dalam diam?