7 Kepercayaan Kuno tentang Waktu dan Arah
7semua - Bagi leluhur Nusantara, waktu dan arah bukan hanya ukuran ruang dan detik.
Keduanya adalah energi hidup yang menghubungkan manusia dengan alam.
Segala tindakan — dari membangun rumah hingga menikah — selalu mempertimbangkan arah angin dan perputaran waktu agar selaras dengan semesta.
Mari kita bahas 7 kepercayaan kuno tentang waktu dan arah yang menggambarkan kearifan spiritual bangsa ini.
1. Timur – Arah Kelahiran dan Cahaya
Timur selalu dianggap arah kehidupan baru.
Ritual pagi dilakukan menghadap timur agar doa “menyapa matahari.”
2. Barat – Arah Peristirahatan dan Kematian
Dalam banyak budaya Jawa dan Bali, jenazah dibaringkan menghadap barat sebagai simbol kembali ke asal cahaya.
3. Utara – Arah Kebijaksanaan
Utara dianggap tempat para guru spiritual dan roh penjaga.
Meditasi menghadap utara dipercaya mendekatkan pikiran pada ketenangan batin.
4. Selatan – Arah Laut dan Alam Emosi
Arah ini dikaitkan dengan rasa, cinta, dan kekuatan feminin.
Nyi Roro Kidul dipercaya menjaga arah selatan sebagai penjaga keseimbangan hati manusia.
5. Tengah – Titik Kosmis
Dalam kepercayaan Jawa, tengah adalah pusat harmoni.
Tarian dan upacara sering dilakukan melingkar untuk menggambarkan keseimbangan pusat semesta.
6. Waktu Subuh – Gerbang Roh
Subuh dipercaya sebagai saat batas dunia manusia dan roh terbuka.
Doa di waktu ini dianggap paling mustajab, karena alam sedang dalam keadaan murni.
7. Waktu Senja – Masa Transisi Jiwa
Senja bukan hanya indah, tapi juga simbol peralihan kesadaran.
Banyak ritual dilakukan di waktu ini untuk memohon perlindungan sebelum malam turun.
Penutup
Leluhur mengajarkan: jangan hanya berjalan di ruang, tapi juga mengalir bersama waktu.
Karena siapa pun yang mengerti arah dan waktu, akan hidup seimbang — tak terburu, tak tersesat.
👉 Kalau kamu bisa memilih satu arah untuk berdiam sehari penuh — timur, barat, utara, atau selatan — kamu akan memilih yang mana, dan kenapa?