7 Kepercayaan Kuno tentang Hari Naas dan Weton
7semua - Bagi masyarakat Jawa, setiap hari membawa energi berbeda.
Perhitungan hari naas (dina ala) dan weton bukan sekadar ramalan, tapi cara memahami ritme alam agar manusia berjalan selaras dengannya.
Mari kita bahas 7 kepercayaan kuno tentang hari naas dan weton, dan bagaimana maknanya tetap relevan hingga kini.
1. Weton sebagai Sidik Jiwa
Weton (gabungan hari dan pasaran lahir) dipercaya menunjukkan sifat dasar dan arah hidup seseorang.
Misalnya, Jumat Kliwon dianggap penuh energi mistik, sementara Rabu Pon membawa ketenangan.
2. Hari Naas Bukan Hari Sial
Sebetulnya, “hari naas” berarti hari dengan energi berat, bukan nasib buruk. Hari itu sebaiknya digunakan untuk hening, bukan memulai hal baru.
3. Perhitungan Neptu
Setiap hari dan pasaran punya nilai angka (neptu). Jika totalnya jatuh di angka tertentu, itu bisa jadi indikasi baik atau buruk untuk melakukan sesuatu.
4. Selasa Kliwon – Hari Penjaga Alam
Diyakini sebagai hari kuat untuk ritual dan tirakat, karena pintu antara dunia halus dan nyata lebih terbuka.
5. Sabtu Legi – Hari Pembersihan
Banyak orang Jawa melakukan ruwatan kecil atau mandi bunga di hari ini, karena dipercaya energi alam sedang lembut dan mudah diselaraskan.
6. Menghindari Hari Lahir Sendiri untuk Pindah Rumah
Dalam tradisi kuno, pindah tempat tinggal di hari weton sendiri dianggap mengundang energi bentrok antara jiwa dan alam.
7. Hari Baik untuk Tirakat
Hari Kamis Wage dan Jumat Kliwon sering dipilih untuk menyepi atau berdoa, karena diyakini saat itu batin lebih peka terhadap petunjuk semesta.
Penutup
Perhitungan hari naas dan weton bukan tentang menakut-nakuti, tapi cara leluhur menjaga harmoni antara langkah manusia dan napas alam.
Karena hidup bukan soal melawan waktu, tapi menari seirama dengannya.
👉 Apakah kamu tahu wetonmu sendiri — dan pernah merasa hidupmu bergerak selaras dengannya?